Rabu, 08 Oktober 2014

Tentang Rembang, Jawa Tengah

ASAL USUL KOTA REMBANG
     
Dahulu kala ada seorang saudagar kaya yang bernama Dampo Awang. Dia berasal dari Negara Cina. Dia ingin pergi kesuatu tempat untuk mengajarkan ajaran Kong Hu Cu dengan cara mengarungi samudera bersama para pengawal setianya. Suatu hari dia sampai di tanah jawa bagian timur. Dampo Awang sangat senang akan daerah itu sehingga dia bermaksud untuk berlabuh disana dan menetap sambil mengembangkan ajaran yang dibawanya. Suatu saat Dampo Awang bertemu dengan Sunan Bonang, Sunan Bonang adalah salah satu dari 9 wali yang menyebarkan agama islam di tanah jawa. Pada saat pertemuan pertama kali itu, Dampo Awang sudah memperlihatkan sikap kurang baik pada Sunan Bonang. Dampo Awang takut jika ajaran yang selama ini dia ajarkan akan hilang dan digantikan dengan ajaran agama islam. Perlu diketahui bahwa Dampo Awang sudah terbiasa dengan orang awam di jawa sehingga dia dapat berbahasa dengan baik.Saat Sunan Bonang mau mendirikan Salat Ashar. Dampo Awang berfikir untuk mecelekai Sunan Bonang. Dia menyuruh pengawalnya untuk menaruh racun ke air putih dalam kendi yang berada diatas meja. Setelah selesai shalat Sunan Bonang menuju ke meja makan. Dampo Awang mengira bahwa Sunan Bonang akan meminum air dalam kendi tersebut. Tetapi dugaan Dampo Awang keliru, sebenarnya Sunan Bonang mau mengaji. Hari demi hari telah berlalu, setiap waktu shalat Sunan Bonang mengumandangkan adzan dan shalat, setelah shalat Sunan Bonang mengaji diteras rumahnya. Setiap orang – orang yang lewat di depan rumahnya dan mendengar suara Sunan Bonang saat mengaji dan adzan menjadi kagum akan ayat – ayat alllah. Kemudian banyak penduduk menjadi pemeluk agama islam. Lama – kelamaan pengikut sunan semakin banyak. Tidak lama kemudian Dampo Awang mendengar peristiwa tersebut dia sangat marah karena pengikutnya semakin berkurang lalu Dampo Awang mengirim pengawalnya untuk menjemput Sunan Bonang . Mula – mula Sunan Bonang menolak tetapi karena dia merasa kasihan akan pengawal – pengawal Dampo Awang, jika Sunan Bonang tidak ikut mereka akan dihukum pancung. Akhirnya Sunan Bonang bersedia untuk datang ke kediaman Dampo Awang. Saat Sunan Bonang tiba di kediaman Dampo Awang, Dampo Awang menyambutnya dengan ramah. Namun dibelakang dari keramahan tersebut Dampo Awang telah merencanakan sesuatu. Dampo Awang menyuguhi Sunan Bonang dengan buah – buahan segar, makanan enak, minuman lezat, dll. Sunan Bonang tidak menaruh curiga sedikitpun kepada Dampo Awang, padahal Dampo Awang berniat mencelakainya. Saat ditengah perjamuan, tiba – tiba Dampo Awang meminta agar Sunan Bonang meninggalkan daerah itu. Tetapi Sunan Bonang menolak karena dia sudah berniat untuk mengajarkan agama islam di daerah itu. Dampo Awang sangat marah mendengar ucapan Sunan Bonang yang baru saja diucapkannya tadi. Lalu Dampo Awang menyuruh pengawalnya untuk menyerang Sunan Bonang tetapi dengan waktu yang sangat singkat Sunan Bonang dapat mengalahkan pengawal – pengawal Dampo Awang. Dampo Awang tidak terima akan kekalahannya. Dia kembali ke negaranya untuk menyusun stategi dan kekuataan baru.Setelah beberapa tahun Dampo Awang kembali lagi ke tanah jawa sambil membawa pasukan yang lebih banyak dari sebelumnya. Pada saat sampai di tanah jawa dia sangat kaget sekali karena semua penduduk didaerah itu sudah menganut agama islam. Dampo Awang marah lalu mencari Sunan Bonang. Dampo Awang tidak bisa menahan amarahnya ketika dia sudah bertemu dengan Sunan Bonang sehingga dia langsung menyerang Sunan Bonang lebih dulu tetapi dengan singkat Sunan bisa mengalahkan Dampo Awang dan pengawalnya. Kemudian Dampo Awang diikat didalam kapalnya setelah itu Sunan Bonang menendang kapalnya sehingga seluruh bagian kapal tersebar kemana – mana. Setelah itu sebagian kapal terapung di laut. Dampo Awang menyebutnya “ Kerem ( Tenggelam ) “ sedangkan Sunan Bonang menyebutnya “ Kemambang ( Terapung ) “. Kemudian lama – kelamaan masyarakat mengucapkan Rembang yang berasal dari kata Kerem dan Kemambang. Akhirnya di daerah itu dinamakan Rembang yang sekarang menjadi salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Tengah.Jangkarnya sekarang ada di Taman Kartini sedangkan Layar kapal berada dibatu atau biasanya sering disebut “ Watu Layar “ dan kapalnya dikabarkan menjadi Gunung Bugel yang ada di kecamatan Pancur karena bentuknya menyerupai sebuah kapal besar dan diatas Gunung ada sebuah makam konon disana merupakan makam Dampo Awang.
Perlu diingat asal – usul kota rembang banyak versinya sehingga tidak setiap orang mengetahui asal – usul kota Rembang yang sama versinya.
Sumber : http://jarwonoadjar.wordpress.com/2009/02/18/asal-usul-kota-rembang/


 BUDAYA REMBANG
Bangunan Kuno
Istirahat Sejenak di Masjid Cagar Budaya Rembang* Jalan-Jalan
Jika melintasi jalur pantura timur Jawa Tengah menuju ke Jawa Timur, ada beberapa tempat yang layak untuk istirahat, makan, dan shalat. Satu tempat yang nyaman itu di kota Rembang, yaitu di Masjid Agung Rembang.
Masjid ini berada di kompleks alun-alun dan dekat dengan jalan utama sehingga pengunjung dapat dengan mudah menemukannya. Selain beribadah, bagi umat Muslim, pengunjung dapat sekaligus menikmati keindahan bangunan masjid yang dibangun tahun 1814 ini. Meski telah enam kali dipugar, bangunan induk masjid masih dijaga keasliannya karena telah dijadikan bangunan cagar budaya oleh pemerintah. Jadi, pengunjung tetap dapat menikmati keindahan bangunan yang merupakan salah satu prototipe masjid kuno di Indonesia.
Keunikan masjid yang masih terpancar hingga kini adalah bangunan utama berukuran sekitar 50 x 50 x 10 meter. Tembok dengan tebal sekitar setengah meter dengan tiga buah pintu dan dua jendela utama yang sama-sama berukuran besar, terbuat dari kayu jati bertekstur kasar khas karya zaman dulu. Di dalam bangunan masjid terdapat empat buah soko guru bulat besar dan berukir, mimbar kayu besar dengan tiga buah anak tangga, dan tangga besar vertikal dari kayu jati untuk menuju ke wuwungan masjid.
Shalat di dalam masjid kuno ini akan membawa pengunjung seolah- olah kembali ke masa lalu. Kekhusyukan lebih tercipta bersama keheningan, kesejukan, dan kicau cicit burung yang bersarang di atap masjid yang terbuat dari kayu itu.
Di belakang masjid ada bangunan cungkup berbentuk segi delapan berarsitektur Eropa. Bangunan itu dikenal sebagai Makam Pangeran Sedo Laut, salah satu adipati Rembang. Di kompleks makam itu juga terdapat empat makam lain termasuk makam adipati pertama Rembang, Adipati Condrodiningrat, yang membangun Masjid Agung Rembang.
 
sumber: http://tonyqueen.wordpress.com/budaya-rembang/




MAKANAN KHAS REMBANG JAWA TENGAH
5 Makanan Khas Rembang, Jawa Tengah - Kabupaten Rembang ialah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Rembang. Kabupaten Rembang berada di bagian timur wilayah provinsi jawa tengah. Secara geografis rembang ini berada di pinggiran pantai dan sebagian di wilayah pegunungan. Di rembang juga mempunyai makanan khas yang cukup unik dan menarik untuk di cicipinya, makanan khasnya yang terkenal adalah : sayur merica, lontong tuyuhan, sate serempeh, dumbeg, jenang watuh dan masih banyak lagi, dalam tulisan di makanan indonesia ini saya akan menjabarkan 5 makanan khas rembang yang menggoda lidah , berikut 5 makanan khas rembang  jawatengah :

Sate Serepeh
Sate Sarepeh merupakan sate yang berbahan dasar ayam kampung, dengan racikan bumbu tradisional yang terdiri dari cabe merah, gula merah, santan dan garam. Sate ini merupakan lauk pauk daerah rembang, yang penyajianya biasanya di sajikan dengan lonbtong.

Lontong Tuyuhan
Lontong tuyuhan yaitu lonthong yang diberi kuah opor ayam yang agak encer tetapi rasanya leghit karena rempah-rempah yang dipakai sangat khas, Biasanya lauknya bisa memilih daging ayam yang dimasak dalam kuah atau pilih jerohan ayam,dan minumnya es degan. Jika anda jalan-jalan ke rembang jangan lupa untuk mencobanya.

Dumbeg
Dumbeg ini adalah makanan yang terbuat dari tepung beras, gula pasir/gula aren dan ditambahkan garam, air pohon nira/ legen; dan kalau suka ditaburi buah nangka/kelapa muda yang dipotong sebesar dadu. Kemudian tempatnya dari daun lontar berbentuk kerucut dengan bau yang menjadikan makanan ini khas. Jika anda pergi ke rembang untuk mencicipinya pergi saya ke desa Pohlandak dan desa Mondoteko 

Jadah
Jadah adalah makanan khas rembang yang terbuat dari beras ketan putih, kelapa muda, garam yang ditumbuk halus di atas keranjang yang Terbuat dari daun lontar/daun kelapa muda dan alat tumbuknya juga dilapis dengan daun lontar dan kelapa muda. Jadah ini memiliki rasa sangat gurih, biasanya jadah  dicetak persegi dan dibungkus dengan daun pisang.

Kaoya Dudul
Kaoya dudul ini terbuat dari beras ketan, kacang hijau, gula aren/gula pasir dan garam. Tempatnya dari daun lontar berlubang bulat kecil sebanyak 5 buah, kalau makan tinggal didudul/ di pencet saja, rasanya sangat manis dan gurih. untuk anda yang berdinggah ke rembang jangan lupa untuk mencicipinya, juga bisa di jadikan oleh.

sumber:http://makananindonesia-top.blogspot.com/2014/06/5-makanan-khas-rembang-jawa-tengah.html


CIRI KHAS REMBANG JAWA TENGAH
SEJAK batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang dijaga kelestariannya oleh UNESCO awal Oktober 2009 silam, fenomena penggunaan batik meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Batik tidak lagi diasosiasikan sebagai benda kuno yang ketinggalan zaman.
            Batik yang dulu identik dengan busana formil untuk acara-acara kondangan atau kantoran, kini justru berbalik didesain makin gaul dan trendy. Batik kini bukan 'milik' generasi tua. Muda-mudi beramai-ramai mengenakan batik dalam segala jenis aktivitas keseharian mereka. Bahkan, sejak itu banyak lembaga pemerintah dan swasta mewajibkan pegawainya mengenakan batik pada hari kerja tertentu, khususnya Jumat. Asal tahu saja, budaya membatik tidak hanya berkembang di Pekalongan dan Solo.
Dua kota tadi memang menjadi pemain utama pasar batik karena pasokan besar ke berbagai toko dan butik di seluruh Indonesia. Untuk itu, tidak adil bila membicarakan batik tanpa menyebut Lasem. Kota kecil di pesisir utara Pulau Jawa ini dikenal sebagai Tiongkok Kecil di Pulau Jawa. Konon, Lasem merupakan titik pertama pendaratan pelayar dan saudagar Tiongkok di Pulau Jawa belasan abad silam.  Seiring dengan maraknya kedatangan mereka di wilayah ini, berkembanglah pemukiman Tiongkok di Lasem. Kini, bangunan-bangunan berarsitektur Tiongkok bertebaran di kota yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Rembang ini.
Para imigran pertama asal Tiongkok ini menularkan keahlian membatik mereka kepada warga setempat. Saat itu, kegiatan membatik sebenarnya berkembang di beberapa kerajaan di Pulau Jawa.
Motif-motif ala Tiongkok yang didominasi flora-fauna seperti naga, burung hong, dan tanaman bambu menjadi ciri motif Laseman. Warna merah darah (getih pitik) adalah salah satu ciri khas batik Lasem. Batik Lasem kini terus berkembang. Tidak hanya didominasi pembatik keturunan Tionghoa yang mewarisi usaha generasi pendahulu mereka, pengerajin batik Lasem keturunan Jawa mulai bermunculan. Mereka membuka industri rumahan beberapa dusun seperti di Babagan, Gedongmulyo, dan Soditan.
Beberapa tahun lalu, Pemkab Rembang membuka Showroom Batik Tulis Lasem di Jalan Raya Lasem. Ruang pamer ini menempati gedung bergaya Belanda yang terakhir kali digunakan sebagai kantor kecamatan. Produk batik para pengerajin batik Lasem dipajang dan dijual di sini. Mayoritas masih berbentuk kain dengan ukuran 2,4 meter persegi. Harga jualnya beragam, dari Rp 150 ribu sampai Rp 5 juta. "Tergantung motif, warna, dan bahannya,"ujar Dwi, seorang penjaga showroom.
Kain batik di ruang pamer ini memiliki bermacam-macam motif. Perpaduan motif Laseman dan motif Jawa seperti sekar jagat, sido mukti, dan pasiran merupakan produk yang paling banyak di pamerkan. Dwi mengatakan, saat ini jumlah pengrajin batik tulis keturunan Tionghoa di Lasem semakin sedikit. Setidaknya tersisa tiga pengerajin besar, salah satunya Batik Maranatha. Priscilla Renny merupakan generasi kelima Batik Maranatha. Baru empat tahun ini ia memegang kemudi bisnis yang dirintis leluhurnya."Saya tidak bisa bercerita sejak kapan usaha ini didirikan karena saya sendiri tidak tahu," ujarnya. Yang jelas, tegasnya, Batik Maranatha mulai dikenal luas sejak dipegang ibunya, Naomi Susilowati.
Awalnya, Priscilla enggan mewarisi usaha ini dan menjadi pengerajin batik. Seperti dua saudara kandung laki-lakinya, ia ingin menempuh pendidikan tinggi di kota besar.



            Namun nasib berkata lain. Sekitar delapan tahun lalu, ia mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan mata kirinya tak dapat berfungsi normal. "Setelah itu, tiba-tiba mama meninggal pada tahun 2010. Mau tidak mau saya harus meneruskan usaha mama," kenangnya. Di tangan almarhum ibunya, Batik Maranatha naik kelas. Seiring menjamurnya pembatik di Lasem, Naomi membuat diferensiasi dengan kompetitornya.
Ia memroduksi kain batik dalam jumlah terbatas agar eksklusif dan harga jualnya tinggi. Merek Batik Tulis Maranatha kemudian banyak diburu para kolektor.  Kain Batik Marantha terlihat sangat Tionghoa. Mereka mempertahankan ciri khas warna merah darah. Motif-motif yang dibuat begitu rapat dan detail. Mereka juga memberikan treatment khusus agar kain tidak menyusut saat dicuci. "Ini berbeda dengan merek lain yang selalu menyusut setelah dicuci. Bahkan, semakin sering dicuci warna kain menjadi lebih terang," tuturnya sambil menunjukkan contoh kainnya yang telah berusia lima tahun.  Kain termurah produksi Priscilla berada pada harga 1,8 juta rupiah. Motif-motif di harga ini antara lain watu pecah, tahanan, dan sekar jagat.  Jika anda ingin memiliki sepotong kain khas Batik Maranatha, dengan motif yang detail dan berwarna merah darah, anda paling tidak harus mengeluarkan danasebesarRp5juta.

sumber:http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/08/05/batik-laseman-dengan-motif-tiongkok-khas-kota-rembang-jawa-tengah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar